Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2009

'TUKANG ENSERA' pembuka tirai pementasan teater SIFAR 2009

Culture, Arts & Heritage Department Deputy Director, Saini Lihi (3rd right), together with the artistes (from right) Suffian Jalet, Malek Hassan, Wiwinarti Jasti, and Serivina Sanina showing the ‘Tukang Ensera’ theatrette promotional poster. PHOTO: JOHN CHAN 'Tukang Ensera'- Award Winning Play By Johnson Kadam KUCHING: Tukang Ensera, the title for the Persatuan Seni Persembahan Sifar (SIFAR) play, that emerged champion for the National Theatre Festival 2008, will be showcased here soon. The State Culture and Arts Department Deputy Director, Saini Lihi, told reporters that the play would be staged at the Tun Ahmad Zaidi Adruce Auditorium in Batu Lintang Teachers’ Training Institute on Thursday and Friday. He said that the Thursday’s performance would be for the general public and the Friday’s show would be specially for the VIPs where Chief Minister Pehin Sri Haji Abdul Taib Mahmud would be among those expected to be present. Meanwhile, the play director, Suffi

Lagaknya...persis burung

Lagaknya...persis burung Petah mengucapkan kata-kata dengan berbagai-bagai bahasa Mudah melafaskan bicara dengan kalimat cinta Lagaknya...persis burung Khusyuk mendeklamasikan puisi dengan perasanan mengila Asyik mengalunkan lagu dengan sulaman API menyala Lagaknya...persis burung namun semuanya sia-sia... kerana NUR Ilahi bukan untuk kepura-puraan bukan untuk ditiru diciplak Lagaknya...persis burung buat golongan bertopeng nyalaan kerana sinar-Nya itu suatu anugerah hanya untuk insan sejujurnya ikhlas bukan untuk persis burung >eD Senggora/120209/7.40pm/PetraJaya

Katanya... untuk temboloknya saja (Rintihan peniaga dari orang-orang kita)

Katanya mau bantu bangsanya Katanya mau angkat bangsanya Katanya mau agih kaya bangsanya Katanya mau masuk perut bangsanya padahal, Katanya cuma berbohong... untuk temboloknya saja! (senario zaman pemerintah sorong tarik, tak kiralah apa saja hal ehwal massa sebelum sesuatu projek diagihkan, sekalipun berkaitan dengan pentadbiran agama. Semuanya diHALALkan asalkan perutnya kenyang.)- Rentetan rintihan orang-orang kita yang bertungkus-lumus untuk 'survive' dalam berniaga. > eD Senggora 08022009/1.32am/petra jaya

Biarlah kita, biarkan mereka

Biarlah kita bagaikan lilin, menerangi kegelapan Biarlah kita bagaikan padi, semakin berisi semakin bererti Biarlah kita tak seperti API, terbakar diri mudharatkan yang lain Biarkan mereka dengan keegoan menggila, pasti nanti membutakan hati Biarkan mereka dengan 'camouflage' hipokrit, lantunan imejan kepalsuan duniawi Biarkan mereka... Sesungguhnya segala penghujung, hanya ada pada-NYA. (Buat golongan yang memikirkan diri mereka sudah terlalu hebat.) > eD Senggora 1.17a.m/petra jaya.

Tunggu saja di lubang kubur

Kutuk, kutuk, kutuk, tanpa disedari diri yang terkutuk. Terkutuk oleh keegoan atas nama golongan yang terbaik. Tidak akan senang melihat kesenangan orang lain. Mereka mahu lebih dari yang biasa-biasa sehinggakan terlebih mereka-reka demi meraih simpati. Orang yang sudah buta hati dan keras membatu begitulah keadaannya. Senantiasa perasan dirinya itu 'special' padahal 'spaysial'. Ego itu tanpa disedari sudah tidak terkawal. Lagaknya Zionist mengutukkan zionisme padahal diri itu sudah seperti sebahagian daripadanya. Petah bermain kata-kata, al maklum perasan seorang juara. Nawaitu hanya ingin menjahanamkan orang lain atas alasan mereka tertindas dan tidak diberi keadilan yang sewajarnya. 'Semu' di muka sememangnya tidak dapat disembunyikan lagi. Terserlah dendam yang terbuku di dada. Sering menafikan atas nama CINTA KASIH. Padahal, ALLAH saja yang tahu. Aku teruskan perjalanan, mengamati sesuatu yang lebih bermakna. Mencari bekal sebelum kembali. Biarkan saja mere