Skip to main content

Bosan-Sepi-Manis

Adakalanya kita terasa bosan. Bosan dalam kesepian. Tapi adakalanya sepi itu manis untuk dihayati. Ada ruang untuk renungan. Renungan terhadap diri tentang kehidupan. Merasa bahagia itu indah dan semua yang normal inginkan kebahagian. Tak kiralah bahagia itu untuk apa asalkan kebahagian diri tidak merosak orang lain. Membahagiakan orang lain semestinya memurnikan lagi kehidupan ini. Entah spesis mana yang kerjanya tak sudah-sudah menimbulkan sengketa atas nama keintelektualan. Padahal yang asas-asasnya tidak dipelihara dengan ikhlas dan jujur. Hidup penuh dengan keinginan yang membuak-buak bersembunyi dalam anyaman kata-kata dan ayat-ayat simbolik. Sampai ketikanya, berlagak seolah-olah semacam ahli filsafat dengan menggunakan khalimah-khalimah-NYA. Menyelusuri jalan-jalan sufi tanpa asas-asas yang kukuh pasti mengundang kesesatan. Kesesatan yang tidak diketahui oleh diri mereka kerana dicengkam oleh nafsu dan keegoaan. Mudah mengatakan orang lain itu sesat padahal yang dirinya itu belum terjamin untuk ke syurga. Lebih baik persiapkan diri kita untuk menemui-NYA daripada terjerumus ke daerah kedengkian yang pasti menghancurkan semua. > eD Senggora

Popular posts from this blog

Pertama Kali, Sekian Lama

Pertama kali ke daerah ini walaupun sudah sekian lama mengetahui kewujudannya. Hanya pernah ke Belaga suatu ketika dulu melalui jalan darat. Perasaan tenang melihat aliran sungai, membawa ingatan kembali ke masa lampau. Masa terlalu cepat berlalu. Perasaan rindu mudah berputik di saat-saat begini. Semoga kehadiran di sini antara kenangan terindah.

KEINGINAN adalah sumber penderitaan

Sesuatu keputusan kadangkalanya agak berat untuk diterima dan ianya bisa melukakan perasaan seseorang. Walau apa pun, ianya bukan alasan untuk kita terus menyimpan perasaan dendam. > eD Senggora Hayati lirik dan lagu ini: SEPERTI MATAHARI (Iwan Fals) Keinginan adalah sumber penderitaan Tempatnya di dalam pikiran Tujuan bukan utama Yang utama adalah prosesnya Kita hidup mencari bahagia Harta dunia kendaraannya Bahan bakarnya budi pekerti Itulah nasehat para nabi Ingin bahagia derita didapat Karena ingin sumber derita Harta dunia jadi penggoda Membuat miskin jiwa kita Ada benarnya nasehat orang-orang suci Memberi itu terangkan hati Seperti matahari Yang menyinari bumi Yang menyinari bumi Dengarkan: SEPERTI MATAHARI

SIFAR mempersembahkan TUKANG ENSERA

SINOPSIS O……Ha……. Tabik bala kaban akik dan inik,.. Antara realiti dan illusi. “Tukang Ensera” membawa makna ‘Tukang Cerita’. Bercerita tentang dewa-dewa, tentang kebaikan jua kemungkaran, perasaan dendam dan tentang harapan merupakan warisan tradisi kaum Iban. Akik (datuk), seorang tua yang masih mempertahankan tradisi bercerita tentang alam buana dan harapan pendengarnya pada cucunya Sunti. Akik dalam penghujung perjalanan hidupnya amat berharap agar cucunya Sunti dapat mewarisi tradisi dan meneruskan kemahiran bercerita darinya. “Bercerita mestilah sungguh-sungguh….” Itulah kata Akik pada Sunti. Bagaimanakah sungguh-sungguh yang dimaksudkan oleh Akik? Mungkinkah Sunti, generasi muda akan menyambung warisan tradisi bercerita atau cerita Akik sudah kehilangan pendengarnya? Saksikanlah penceritaan Akik dalam ”Tukang Ensera”...... O……Ha…… Aku ceritakan satu kisah pendek…. Kisah Remong dan Mengga, Putera Iban ternama, Diturunkan kebumi oleh Ratu Senayan, O……Ha…..