Skip to main content

'TUKANG ENSERA' pembuka tirai pementasan teater SIFAR 2009


Culture, Arts & Heritage Department Deputy Director, Saini Lihi (3rd right), together with the artistes (from right) Suffian Jalet, Malek Hassan, Wiwinarti Jasti, and Serivina Sanina showing the ‘Tukang Ensera’ theatrette promotional poster. PHOTO: JOHN CHAN

'Tukang Ensera'- Award Winning Play
By Johnson Kadam

KUCHING: Tukang Ensera, the title for the Persatuan Seni Persembahan Sifar (SIFAR) play, that emerged champion for the National Theatre Festival 2008, will be showcased here soon. The State Culture and Arts Department Deputy Director, Saini Lihi, told reporters that the play would be staged at the Tun Ahmad Zaidi Adruce Auditorium in Batu Lintang Teachers’ Training Institute on Thursday and Friday.
He said that the Thursday’s performance would be for the general public and the Friday’s show would be specially for the VIPs where Chief Minister Pehin Sri Haji Abdul Taib Mahmud would be among those expected to be present.
Meanwhile, the play director, Suffian Haji Jalet, who was also present at the press conference, said that the showcasing of this award winning material would certainly not let the audience down.
“I think we are going to display something which is not only promising entertainment but what we are to present this time is rather different.
“This play, script by Awangku Merali Pengiran Mohamed, is based on Iban folks tale and one interesting thing is all the actors are Malays,” said Suffian.
He said that SIFAR was proud to showcase the play because it was really an award winning production. Apart from being the overall champion at the national level Theatre Festival 2008, it also grabbed five other titles.
He was picked as the best director, best actor (Malek Hassan), best male co-actor (Hassan Ahmad), best female co-actor (Serivina Sanina Rumpang) and most promising male actor (Alik Hassan).
Earlier, Saini said that admission to watch the play would be free of charge and interested members of the public would be encouraged to come and watch the lively play staged by SIFAR in collaboration with students from Sekolah Seni Kuching.

(Sumber: Petikan dari Laman Web & Akhbar 'Eastern Times')


Popular posts from this blog

Pertama Kali, Sekian Lama

Pertama kali ke daerah ini walaupun sudah sekian lama mengetahui kewujudannya. Hanya pernah ke Belaga suatu ketika dulu melalui jalan darat. Perasaan tenang melihat aliran sungai, membawa ingatan kembali ke masa lampau. Masa terlalu cepat berlalu. Perasaan rindu mudah berputik di saat-saat begini. Semoga kehadiran di sini antara kenangan terindah.

KEINGINAN adalah sumber penderitaan

Sesuatu keputusan kadangkalanya agak berat untuk diterima dan ianya bisa melukakan perasaan seseorang. Walau apa pun, ianya bukan alasan untuk kita terus menyimpan perasaan dendam. > eD Senggora Hayati lirik dan lagu ini: SEPERTI MATAHARI (Iwan Fals) Keinginan adalah sumber penderitaan Tempatnya di dalam pikiran Tujuan bukan utama Yang utama adalah prosesnya Kita hidup mencari bahagia Harta dunia kendaraannya Bahan bakarnya budi pekerti Itulah nasehat para nabi Ingin bahagia derita didapat Karena ingin sumber derita Harta dunia jadi penggoda Membuat miskin jiwa kita Ada benarnya nasehat orang-orang suci Memberi itu terangkan hati Seperti matahari Yang menyinari bumi Yang menyinari bumi Dengarkan: SEPERTI MATAHARI

SIFAR mempersembahkan TUKANG ENSERA

SINOPSIS O……Ha……. Tabik bala kaban akik dan inik,.. Antara realiti dan illusi. “Tukang Ensera” membawa makna ‘Tukang Cerita’. Bercerita tentang dewa-dewa, tentang kebaikan jua kemungkaran, perasaan dendam dan tentang harapan merupakan warisan tradisi kaum Iban. Akik (datuk), seorang tua yang masih mempertahankan tradisi bercerita tentang alam buana dan harapan pendengarnya pada cucunya Sunti. Akik dalam penghujung perjalanan hidupnya amat berharap agar cucunya Sunti dapat mewarisi tradisi dan meneruskan kemahiran bercerita darinya. “Bercerita mestilah sungguh-sungguh….” Itulah kata Akik pada Sunti. Bagaimanakah sungguh-sungguh yang dimaksudkan oleh Akik? Mungkinkah Sunti, generasi muda akan menyambung warisan tradisi bercerita atau cerita Akik sudah kehilangan pendengarnya? Saksikanlah penceritaan Akik dalam ”Tukang Ensera”...... O……Ha…… Aku ceritakan satu kisah pendek…. Kisah Remong dan Mengga, Putera Iban ternama, Diturunkan kebumi oleh Ratu Senayan, O……Ha…..